Jumat, 26 November 2010

RESPON ORANG TUA TERHADAP BBL YAITU BOUNDING ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY


FITRIYANI
909312910106.018
DIII.KEBIDANAN
STIK AVICENA KENDARI


1. Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir

Kelahiran anggota keluarga baru dalam sebuah keluaga merupakan satu hal yang membawa perubahan terhadap anggota keluarga lainnya. Mereka beradaptasi dan menyesuaikan diri terhadap bayi yang baru dilahirkan. Berbagai perasaan dan tingkah laku mengalami perubahan, ada yang makin bahagia dengan kehadiran bayi namun tidak sedikit juga yang mengingkarinya. Sikap dan perasaan anggota keluarga tersebut akan membawa pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi itu nantinya. Akan tetapi sebelum menghadapi respon terhadap bayi baru lahir, orang tua akan melalui suatu proses untuk menjadi orang tua.
Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan antara ibu dan bayinya. Pada saat bayi dilahirkan adalah saat yang sangat menakjubkan bagi seorang ibu ketika ia dapat melihat, memegang dan memberikan ASI pada bayinya untuk pertama kali. Dana masa tenang setelah melahirkan disaat ibu merasa rileks, memberikan peluang ideal untuk memulai pembentukan ikatan batin. Seorang bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak misalnya bayi dapat mencium,. Merasa, mendengar dan melihat. Kulit mereka sangat sensitive terhadapt suhu dan sentuhan dan selama satu jam pertama setelah melahirkan mereka sangat waspada dan siap untuk mempelajari dunia baru mereka.
Jika tidak ada komplikasi yang serius setelah bayi lahir dapat langsug diletakkan di atas perut ibu , kontak segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya telah terjadi sejak masa kehamilan dan pada saat persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat memfasilitasi perilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung sehingga kontak dan interaksi yang baik dari orang tua kepada anak dapat terjadi.

Respon Positif
Respon positif dapat ditunjukkan dengan:
1)         Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia.
2)         Ayah bertambah giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan baik.
3)         Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayi.
4)         Perasaan sayang terhadap ibu yang telah melahirkan bayi.

Respon Negatif
Respon negatif dapat ditunjukkan dengan:
1)         Kelahiran bayi tidak dinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai keinginan.
2)         Kurang berbahagia karena kegagalan KB.
3)         Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa kurang mendapat perhatian.
4)         Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang senang atau kekhawatiran dalam membina keluarga karena kecemasan dalam biaya hidupnya.
5)         Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karena anak lahir cacat.
6)         Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan zina, sehingga menimbulkan rasa malu dan aib bagi keluarga.
7)         Perilaku orang tua yang dapat mempengaruhi ikatan kasih sayang antara orang tua terhadap bayi baru lahir, terbagi menjadi:
ü Perilaku memfasilitasi.
ü Perilaku penghambat.

2.      Bounding Attachment

Definisi Bounding Attachment
Bonding attachment terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontak antar ibu, ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih.
1)      Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
2)      Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
3)      Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
4)      Bennet dan Brown (1999), bounding:  terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
5)      Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
6)      Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
7)      Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan; attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
8)      Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
9)      Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
10)  Harfiah, bounding: ikatan; attachment: sentuhan.

Bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.

Tahap-Tahap Bounding Attachment
1)      Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2)      Bounding (keterikatan)
3)      Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan.

Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
1)         Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
2)         Sentuhan orang tua pertama kali.
3)         Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
4)         Kesehatan emosional orang tua.
5)         Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
6)         Persiapan PNC sebelumnya.
7)         Adaptasi.
8)         Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
9)         Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
10)     Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11)     Penekanan pada hal-hal positif.
12)     Perawat maternitas khusus (bidan).
13)     Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan.
14)     Informasi bertahap mengenai bounding attachment.

Keuntungan Bounding Attachment
1)         Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
2)         Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.

Hambatan Bounding Attachment
1)         Kurangnya support sistem.
2)         Ibu dengan resiko (ibu sakit).
3)         Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
4)         Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain:
v  Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
v  Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
Selain itu tangisan bayi mendatangkan respon sentuhan ibu untuk bayinya dan berbicara dengan nada yang lebih tinggi, suara yang lembut, dan menenangkan. Kontak awal antara ibu dan bayinya harus sudah terjadi di kamar bersalin, dan kesempatan untuk memperluas kontak intim harus diberikan dalam jam-jam pertama sesudah lahir. Ikatan antara bayi dan ibu yang tertunda atau abnormal terjadi karena prematuritas, bayi atau ibu sakit cacat lahir, atau stres keluarga, dapat membahayakan perkembangan bayi dan kemampuan ibu untuk mengurus bayinya. The National Childbirth Trust, Belinda Philips mengatakan, keterkaitan antara ibu dan bayi adalah sangat penting dan respon dari bayi ketika menangis menjadi pelengkap naluri keibuan.
v  Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
v  Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
v  Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya.
v  Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.
v  Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
v  Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek sucking dengan segera. menurut Klaus, Kennel (1999), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini:
ü  Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
ü  Reflek menghisap dilakukan dini
ü  Pembentuk kekebalan aktif dimulai
ü  Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak

Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi sebagai berikut :
Ø  Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.

Ø  Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.

Ø  Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.

Ø  Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.

Ø  Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.
Namun demikian peran kehadiran seorang ayah dan anggota keluarga yang lain juga dibutuhkan dalam perkembangan psikologis anak yang baik nantinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang laki-laki dalam proses perubahan peran menjadi seorang ayah, diantaranya :
1)      Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena dia akan mempunyai keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.
2)      Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan juga prihatin yang disebabkan oleh :
o    cemas akan biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak
o    kekhawatiran adanya kecacatan pada bayinya, antara lain: kecewa, gelisah tentang bagaimana perawatan bayi dan bagaimana nasibnya kelak, dan lain sebagainya.
o    Gelisah tentang kemampuan merawat dan mendidik anaknya (pesimis akan
keberhasilannya sebagai seorang ayah)
o    Harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya maasalah jenis kelamin.

Standardisasi cara mengevaluasi interaksi orang tua – bayi telah dikemukakan oleh Gray dan asosiasinya pada tahun 1975.Terdiri dari tiga observasi yang dibuat di ruang bersalin selama dan segera setelah bayi lahir dan kembali selama dua samapi tiga hari periode post partum. Nilai 1-4 diberikan dalam setiap observasi dan nilai tersebut dijumlahkan dalam setiap periode. Interaksi yang sangat positif akan memberikan nilai 10 sampai 12 untuk setiap periode. Interaksi sangat negatif akan memberikan skor 3-6. Konseling tindak lajut bagi orang tua dengan skor yang rendah merupakan indikasi untuk mencegah penyalahgunaan akan dan megajarkan cara pengasuhan anak.

Unsur keibuan berupa macam-macam emosi keibuan terhadap bayinya yang baru lahir itu secara keseluruhan dapat dibagi dalam empat komponen pokok, yaitu:
v  Altruisme ( mendahulukan kepentingan orang lain, ada perasaan cinta terhadap manusia lain )
v  Kelembutan
v  Kasih saying
v  Aktivitas

Faktor yang mempengaruhi sikap orang tua terhadap bayi,diantaranya:
v  Persaingan tugas sebagai orang tua
Orangtua yang sudah berpengalaman merawat anak-anaknya yang terdahulu, dengan mengikuti kursus-kursus yang diberikan dalam klinik sebelum kelahiran atau pernah menjaga anak tetangga, lebih yakin dalam melaksanakan peran orangtua daripada mereka yang tidak mempunyai pengalaman seperti itu.

v  Pengalaman melahirkan
Sikap ibu pada bayi akan lebih menyenangkan kalau pengalaman melahirkan relative lebih mudah daripada pengalaman melahirkan yang lama, sukar dan disertai komplikasi fisik.Sikap ayah juga dipengaruhi oleh pengalaman melahirkan dari istrinya.

v  Kondisi fisik ibu setelah melahirkan
Semakin cepat kesehatan ibu pulih setelah melahirkan, semakin menyenangkan sikapnya terhadap bayi dan semakin yakin ia pada kemampuan untuk melaksanakan peran ibu secara memuaskan.

v  Cemas tentang biaya
Kalau terjadi komplikasi pada persalinan, seperti pembedahan caecar, kelahiran belum cukup umur yang memerlukan perawatan khusus dan harus lebih lama dirumah sakit, atau adanya cacat bawaan atau cacat yang tampak pada waktu dilahirkan, maka sikap orangtua akan dibayangi kecemasan mengenai biaya yang tidak terduga.

v  Cacat
Kalau ternyata Bayi menderita cacat,sikap orangtua akan diwarnai oleh kekecewaan, kegelisahan, tentang normal atau tidaknya bayi dimasa mendatang dan tentang biaya tambahan yang diakibatkan kecacatan itu.

v  Penyesuaian diri bayi pasca natal
Semakin cepat dan semakin banyak penyesuaian diri bayi pada lingkungan pascanatal maka sikap orangtua akan semakin menyengkan.

v  Tangisan Bayi
Bayi yang terus menangis dan tanpa disertai sebab-sebab yang jelas akan mendorong berkembangnya sikap-sikap yang kurang menyenangkan tidak saja pada orangtua tetapi juga pada semua anggota keluarga.

v  Kebencian orang tua terhadap perawatan, privasi, dan biaya pengeluaran
Kalau orangtua menghadapi kenyataan bahwa perawatan bayi menuntut lebih banyak pekerjaan, menimbulkan kekurangan dan harus mengeluarkan biaya lebih banyak daripada yang dibayangkan sebelumnya.Sikap mereka pada bayi akan kurang menyenangkan dibandingkan dengan kalau mereka telah mempersiapkan diri untuk menghadapi kondisi yang biasanya dihadapi orangtua.

v  Gelisah tentang kenormalan bayi
Kalau bayi harus tinggal lebih lama dirumah sakit daripada biasanya karena belum cukup umur, karena adanya cacat atau karena kesulitan dalam penyesuaian pascanatal, orangtua tidak hanya gelisah tentang kenormalan bayinya tetapi juga mengenai kemampuan mereka untuk merawatnaya setelah meninggalkan rumah sakit.

v  Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi
Kalau Bayi harus lebih lama tinggal dirumah sakit daripada biasanya dan harus diberi perhatian khusus, orangtua menjadi gelisah tentang kelangsungan hidup bayi.kalau bayi berhasil hidup, orangtua cenderung sangat melindungi

3.      Sibling rivalry

Sibling rivalry adalah persaingan antara saudara kandung dalam memperebutkan perhatian dan kasih sayang orangtua. Sibling rivalry menjadi fenomena tersendiri, karena sejatinya kita adalah mahkluk sosial yang menuntut manusia hidup berkelompok dan bermasyarakat.
Meskipun ruang lingkupnya kecil, keluarga adalah kumpulan orang, persaingan antara saudara kandung otomatis tidak bisa di hindarkan, baik positif ataupun negatif.
Persaingan adalah sesuatu yang alamiah, bagi anak-anak ini semacam permainan, sedangkan bermain adalah proses pembelajaran anak tentang kehidupan. Sibling rivallry menjadi momen untuk mempelajari kebersamaan, keadilan, kelapangan hati untuk memaafkan.
            Definisi Sibling Rivalry
1.      Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling (anglo-saxon sib dan ling bentuk kecil) anak-anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atu perempuan. Disebut juga sib. Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.
2.      Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih.

            Sibling rivalry atau perselisihan yang terjadi pada anak-anak tersebut adalah hal yang biasa bagi anak-anak usia antara 5-11 tahun. Bahkan kurang dari 5 tahun pun sudah sangat mudah terjadi sibling rivalry itu. Istilah ahli psikologi hubungan antar anak-anak seusia seperti itu bersifat ambivalent dengan love hate relationship.

Penyebab Sibling Rivalry
Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:
1.         Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin menunjukkan pada saudara mereka.
2.         Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan dari orang tua mereka.
3.         Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan anggota keluarga baru/ bayi.
4.         Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
5.         Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
6.         Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai permainan dengan saudara mereka.
7.         Dinamika keluarga dalam memainkan peran.
8.         Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam keluarga adalah normal.
9.         Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga.
10.     Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.
11.     Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya.
12.     Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada mereka.

Segi Positif Sibling Rivalry
Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi positifnya, antara lain:
1.      Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa keterampilan penting.
2.      Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.
3.      Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.
Oleh karena itu agar segi positif tersebut dapat dicapai, maka orang tua harus menjadi fasilitator.
Faktor Pemicu Sibling Rivalry
Internal :
§  Sifat egois yang biasanya ada pada setiap anak, seiring pertambahan umur, kadar egois anak akan berubah.
§  Perbedaan umur, lebih dekat atau jauh.

External :
§  Kurang diistemewakan orang tua
1)      Jangan pernah membanding-bandingkan anak, wah itu susah ya moms, kadang-kadang kita tidak sadar dengan ucapan sendiri apalagi kalo lagi emosi wah susah nih.
2)      sesekali dekap dan ciumlah anak-anak.
3)      Terapkanlah prinsip yang kepada si anak hukuman yang akan di terima kalau si anak melanggar aturan.
4)      temukanlah keistimewaan anak

Mengatasi Sibling Rivalry
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:
1.      Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
2.      Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
3.      Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.
4.      Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
5.      Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
6.      Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain.
7.      Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
8.      Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
9.      Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
10.  Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan fisik.
11.  Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk anak-anak.
12.  Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
13.  Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
14.  Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus.

Adaptasi Kakak Sesuai Tahapan Perkembangan
Respon kanak-kanak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau perempuan bergantung kepada umur dan tingkat perkembangan. Biasanya anak-anak kurang sadar akan adanya kehadiran anggota baru, sehingga menimbulkan persaingan dan perasaan takut kehilangan kasih sayang orang tua. Tingkah laku negatif dapat muncul dan merupakan petunjuk derajat stres pada anak-anak ini.
Tingkah laku ini antara lain berupa:
1.      Masalah tidur.
2.      Peningkatan upaya menarik perhatian orang tua maupun anggota keluarga lain.
3.      Kembali ke pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti: ngompol dan menghisap jempol.

Batita (Bawah Tiga Tahun)
Pada tahapan perkembangan ini, yang termasuk batita (bawah tiga tahun) ini adalah usia 1-2 tahun.
Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini antara lain:
1.      Merubah pola tidur bersama dengan anak-anak pada beberapa minggu sebelum kelahiran.
2.      Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan anak batitanya dengan menanyakan perasaannya terhadap kehadiran anggota baru.
3.      Mengajarkan pada orang tua untuk menerima perasaan yang ditunjukkan oleh anaknya.
4.      Memperkuat kasih sayang terhadap anaknnya.

Anak yang Lebih Tua
Tahap perkembangan pada anak yang lebih tua, dikategorikan pada umur 3-12 tahun. Pada anak seusia ini jauh lebih sadar akan perubahan-perubahan tubuh ibunya dan mungkin menyadari akan kelahiran bayi. Anak akan memberikan perhatian terhadap perkembangan adiknya. Terdapat pula, kelas-kelas yang mempersiapkan mereka sebagai kakak sehingga dapat mengasuh adiknya.

Remaja
Respon para remaja juga bergantung kepada tingkat perkembangan mereka. Ada remaja yang merasa senang dengan kehadiran angggota baru, tetapi ada juga yang larut dalam perkembangan mereka sendiri. Adaptasi yang ditunjukkan para remaja yang menghadapi kehadiran anggota baru dalam keluarganya, misalnya:
1.      Berkurangnya ikatan kepada orang tua.
2.      Remaja menghadapi perkembangan seks mereka sendiri.
3.      Ketidakpedulian terhadap kehamilan kecuali bila mengganggu kegiatan mereka sendiri.
4.      Keterlibatan dan ingin membantu dengan persiapan untuk bayi.

Solusi
§  Didik anak dengan cinta
§  evalusi diri moms
§  perbaiki cara komunikasi dengan anak
§  Mencintai dengan adil

Peran Bidan
Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain:
1.      Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran.
2.      Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.

1 komentar: